>


Kesimpulan Sengketa PilPres 2024, Tim Anies, Tim Prabowo, Tim Ganjar dan KPU Kepada Mahkamah Konstitusi



MediaNias.ID _ Tim Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Ganjar Pranowo-Mahfud MD hingga Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menyampaikan poin-poin kesimpulan kepada Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa hasil Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.

Keempat pihak ini menyerahkan kesimpulan mereka pada hari yang sama, Selasa (16/4). MK kini dihadapkan pada tugas untuk menimbang argumen dan bukti yang disampaikan oleh semua pihak.

pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, telah menyerahkan delapan poin kesimpulan yang menyoroti berbagai pelanggaran dan ketidakadilan selama proses pemilihan

Mereka menekankan pada penetapan yang tidak sah, lumpuhnya independensi penyelenggara pemilu, nepotisme, dan penyalahgunaan bansos yang diduga menguntungkan pasangan calon nomor urut 2, Prabowo-Gibran.

Kesimpulan Anies-Muhaimin
1.Tim AMIN menilai penetapan pasangan calon Prabowo-Gibran sebagai pemenang tidak sah berdasarkan fakta persidangan dan keterangan ahli.

2.Tim AMIN yakin telah membuktikan lumpuhnya independensi KPU dan Bawaslu.

3. Adanya tindakan nepotisme yang menggunakan lembaga kepresidenan untuk menguntungkan paslon Prabowo-Gibran.

4. Pengangkatan Pj Kepala Daerah yang masif dan digunakan untuk mengarahkan pilihan ke paslon Prabowo-Gibran.

5. Fakta persidangan menunjukkan Pj Kepala Daerah menggerakkan struktur di bawahnya untuk mengarahkan pilihan ke Prabowo-Gibran.

6. Adanya keterlibatan aparat negara dalam upaya memenangkan dan mengarahkan pilihan ke Prabowo-Gibran.

7.Terjadi pengerahan kepala desa secara terukur untuk mengarahkan pilihan ke Prabowo-Gibran.

8.Terjadi penyalahgunaan bansos yang melanggar UU APBN dan berdampak pada peningkatan suara paslon Prabowo-Gibran.

pasangan calon nomor 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD, membeberkan lima pelanggaran pemilu yang mereka anggap telah terjadi. Pelanggaran tersebut meliputi etika, nepotisme, penyalahgunaan kekuasaan, prosedural pemilu, dan penyalahgunaan sistem IT KPU.

Kesimpulan Ganjar-Mahfud:
1.Terjadi pelanggaran etika yang sangat jelas, terkait dengan putusan MK yang menguntungkan Gibran Rakabuming Raka.

2. Nepotisme yang dilarang dalam hukum positif Indonesia, dengan Presiden Jokowi diduga mendorong dinasti politik.

3. Adanya abuse of power yang terkoordinasi.

4. Kegiatan KPU, Bawaslu, dan Paslon 02 yang dianggap sebagai pelanggaran yang bisa menjadi alasan untuk pemungutan suara ulang.

5. Kekacauan dan kontroversi terkait dengan sistem atau aplikasi IT di KPU yang diduga menggelembungkan suara untuk paslon 

pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, juga sudah menyampaikan kesimpulan yang menyatakan bahwa pihaknya tidak bersalah sama sekali dan meminta MK menolak permohonan para pemohon untuk seluruhnya.

Kesimpulan Prabowo-Gibran:
1. Tim Prabowo meyakini bahwa para pemohon justru mendalilkan kecurangan pemilu yang bukan merupakan wewenang MK.

2. Tim Prabowo menganggap bahwa pemohon tidak berhasil membuktikan apa yang mereka dalilkan dalam posita.

3. Saksi maupun ahli yang dihadirkan oleh pemohon dalam persidangan gagal membuktikan adanya pelanggaran dan kecurangan.

4. Petitum yang diajukan oleh tim AMIN dan tim Ganjar untuk mendiskualifikasi paslon nomor urut 2 tidak beralasan hukum.

Kesimpulan KPU Terakhir, pihak KPU telah menyampaikan kesimpulan yang pada intinya menyatakan keberatan atas seluruh dalil yang telah disampaikan oleh Tim AMIN dan Tim Ganjar.

Mereka menyampaikan kesimpulan yang serupa dengan Tim Prabowo dimana KPU menegaskan seluruh dalil para pemohon tidak terbukti berdasarkan fakta persidangan

Oleh karena itu, KPU melalui kesimpulan ini meminta hakim Mahkamah konstitusi (MK) agar menjatuhkan putusan yang menyatakan permohonan para pemohon tidak dapat diterima dan atau menolak permohonan untuk  Seluruhnya.

Masukkan alamat email anda untuk menerima update berita: