Ono Niha Tola,Representasi Semangat Juang Putra Putri Nias
Ono Niha Tola” mulanya merupakan serangkaian kata tanpa arah. Hingga akhirnya dikemas dan dibentuk seserius mungkin oleh Turunan di akhir 2013 silam.Seingat saya ketika tagline ‘Ono Niha Tola’ diluncurkan pada akhir 2013, belum ada yang mengemas kata-kata itu secara serius dan intens,” ucap Turunan.
Turunan menambahkan bahwa kata-kata tersebut dirinya rangkai dan ciptakan dengan penuh penghayatan serta keyakinan dalam dirinya sendiri.Tanpa harus mengklaim ‘Ono Niha Tola’ kita create dengan penggalian, penghayatan, dan keyakinan diri sendiri. Simpel, mudah diingat, menyemangati, dan mampu mengirimkan resonansi politik,” sambungnya.Lebih lanjut Turunan mengatakan bahwa ‘Ono Niha Tola’ bertujuan untuk menggugah semangat putra-putri Nias dari berbagai lapisan sosial untuk terus berjuang. Ia memiliki keyakinan penuh bahwa di balik 3 kata sederhana tersebut, masyarakat Nias mempunyai kesempatan emas yang serupa dalam berkiprah gemilang dan berkontribusi bagi negara seperti etnis lainnya.
Bukan tanpa alasan, keyakinan dan harapan tersebut lahir dari fakta-fakta yang telah Turunan lihat dan amati di sepanjang masa hidupnya. Ia mengungkapkan bahwa eksistensi masyarakat Nias di tanah air terbilang dapat diacungi jempol.
Menurutnya masyarakat Nias memiliki keunggulan dalam beberapa bidang mulai dari ekonomi, politik, maupun seni budaya.Ia mengambil contoh dari kemampuan masyarakat Nias dalam menciptakan patung megalitik dan rumah adat,di mana dari segi ilmu arsitek cukup mencengangkan.
Tidak sedikit juga putra-putri Nias yang sukses berkiprah di bidang politik, pemerintahan, olahraga, bisnis, dan lain sebagainya,” terangnya.Turunan melanjutkan bahwa eksistensi masyarakat Nias juga cukup krusial. Ia membuktikan melalui fakta sejarah, di mana ketika masa Orde Baru masyarakat Nias cukup diperhitungkan dan mampu mewarnai pergerakan reformasi terutama di Medan.
Bukan tanpa sebab, ia mengatakan bahwa pencapaian tersebut merupakan hasil dari kapasitas dan jejaring masyarakat Nias yang terus berkembang saat itu.Turunan turut menjelaskan melalui pengalaman pribadinya yang dapat menjadi bukti konkrit, bahwasanya masyarakat Nias merupakan putra-putri tanah air potensial yang mampu berkiprah.Demikian juga ketika saya lolos sebagai salah seorang komisioner di KPU Sumatera Utara pada 2003, bahkan menjabat secara signifikan hingga 2 periode. Padahal saat itu saya hanya bermodalkan sarjana pertanian, usia relatif muda, dan berasal dari suku yang secara geopolitik sering tidak diperhitungkan di Sumatera Utara,” jelas Turunan.Meski begitu, ia berpendapat bahwa mayoritas masyarakat Nias saat ini belum mampu menunjukkan ‘gigi’-nya sebab tidak mendapatkan atau tidak diberikan kesempatan yang sama seperti etnis-etnis lainnya. Oleh karena itu, lahirlah ‘Ono Niha Tola’ yang diharapkan mampu memantik semangat juang para putra-putri Nias dalam meraih atau bahkan menciptakan setiap kesempatan yang ada.
Karena itu, kesempatan harus direbut bila perlu diciptakan.Orang Nias bisa andal apabila diberikan atau mendapatkan kesempatan,”ungkapnya.Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ‘Ono Niha Tola’ bukan hanya sekadar kata. ‘Ono Niha Tola’ adalah harapan, doa, sekaligus, pembakar gelora semangat dari Turunan Gulo yang disertakan bagi para putra-putri Nias di tanah air. Supaya dapat terus berkembang dan berjuang untuk merebut ataupun menciptakan suatu kesempatan emas yang baru.
Ono Niha Tola’ adalah representasi semangat juang putra-putri Nias untuk tanah air Indonesia sampai saat ini.